Rabu, 16 April 2014

INTEGRASI DAN KETERATURAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT :PENDEKATAN FUNGSIONAL



Program umum untuk mengurangi kemiskinan mungkin menghasilkan berbagai konsenkuensi sosial, beberapa beberapa menguntungkan dan beberapa tidak, selain mencapai keinginan yang diinginkan. Konsekuensi-konsekuensi ini meliputi bertambahnya jumlah birokrasi pemerintahan, bertambahnya kejahatan antara kelompok ras putih dan ras hitam serta korupsi, dan bertambahnya frustasi di kalangan kelas menengah karena naeknya pajak, inflansi yang semakin tinggi. Tujuan untuk menilai konsekuensi-konsekuensi sosial dari pola individu sangat mendasar dalam perspektif fungsional Robert Merton.

Secara keseluruhan , tekanan dalam fungsionalisme adalah  pada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi supaya suatu sistem sosial (seperti masyarakat misalnya) bertahan, dan bukan kebutuhan-kebutuhan individual.Tekanan dalam funsionalisme pada konsekuensi-konsekuensi sosial obyektif yang di maksudkan atau tidak dibayangkan. untuk mengadakan peralihan teori petukaraqn ke teori funsionalisme ,ingat salah satu tujuan bila yang utama yakni untuk menjelaskan munculnya stuktur sosial yang besar dari prinsip-prinsip pertukaran yang dasar.sebaliknya teori-teori fungsional cendrung untuk mulai dengan struktur yang sudah ada.

Analisa funsional juga relavan dengan suatu pemahaman akan proses perubahan sosial, khususnya perubahan yang teratur.sesungguhnya, pandangan menganai saling ketergantungan institusional mengandung implikasi bahwa kalau perubahan terjadi dalam satu institusi apa saja, akan menghasilkan perubahan dalam institusi-institusi lainnya.walaupun demikian, apakah tujuaannya untuk memahami keteraturan sosial atau untuk memmbahas perubahan sosial , yang menjadi pokok permasalahan analisa funsional adalah bekerja suatu sistem sosial yang sedang berlangsung,bukan mengenai munculnya atau perkembangannya.
I.         PARSON: DARI TINDAKAN SOSIAL

Banyak ahli sosiologi melihat suatu perbedaan yang tajam antara teori tindakan sosial yang terdapat dalam karya awal dari parson,dengan analisanya kemudian mengenai sistem sosial yang bersifat struktural funsional.Secara konsisten parson melihat kenyataan sosial dari suatu perspektif yang sangat luas, yang tidak terbatas pada tingkat struktur sosial saja. Berulang kali dia menunjuk pendekatannya sebagai suatu teori mengenai tindakan yang bersifat umum. Sistem sosial hanya salah satu dari sistam-sistem yang termasuk dalam perspektif keseluruhan; sistem kepribadian dan sistem budaya merupakan sistam-sistem yang secara analisis dapat dibedakan. Seperti halnya dengan organisme pelaku.

1.      Riwayat hidup dan karir parson
Perspektif teoretis utama yang secara implisit di terima oleh perinti sosiologi di amerika adalah teori evolusi darwinis.skeptisisme terhadap usaha-usaha ke perubahan ini terdapat pada mereka yang mengemukakan bahwa kemajuan sosial dalam jangka panjang merupakan hasil dari percekcokan yang tidak dapat di hindarkan antara yang kuat dan yang lemah dan akhirnya di menangkan oleh yang kuat.

2.       Teori tindakan sosial valuntaristik
Dalam analisanya,prson banyak menggunakan kerangka alat tujun (means-ends framework) . inti pemikiran parson adalah bahwa:
Tindakan itu di arahkan pada tujuannya (atau memiliki suatu tujuan )
Tindakkan terjadi dalam suatu situasi ,dimana beberapa elemennya sudah pasti, sedangkan elemen-elemen lainnya digunakkan oleh yang bertindak itu sebagai alat menuju tujuaan itu .Secara normatif tindakkan itu di atur sehubungan dengan penentuan  alat dan tujuan.

Tindakkan itu dilihat sebagai satuan kenyataan sosial yang paling kecil dan paling kondisi, dan norma.
1.      Positivisme versus idealisme
Parsons mengemukakan bahwa model utilitarian mengenai tindakan sosial tidak berhasil mempertahankan perbedaan analitis antara tujuan, alat, dan kondisi tindakan.

2.      Penolakan pareto terhadap model rasional
Perasaan-perasaan dasar yang merupakan sumber motivasi yang riil bagi tindakan orang disebut pareto dengan istilah residu, sedangkan berbagai penjelasan atau pembenaran yang di berikan sebagai alasan untuk tindakannya disebut dengan istilah deriasi.
Katagori lain mengenai tindakan tidak logis yang paling penting dalam kerangka parsons adalah yang nonrational atau nonscientific, dan bukan irational atau unstientific.artinya pembenaran atau penjelasan teoristis mengenai tindakan yang mungkin di berikan seseorang bersifat nonimperis atau berada diluar  penjelasan ilmiah atau rasional.

     c.  Transisi Durkheim kew Idealisme Sosiologis
 Durkheim, seorang ahli teori yang dianalisia Parsons, yang yang bertolak landasan positivis, berbeda dari Marshall dan  Pareto karena menolak model tindakan yang bersifat indiidualistik.Singkanya, analisa Parsons mengenai  Marshall, Pareto, dan durkheim memperlihatkan bahwa masing-masing menuju posisi valuntaristik dimana pentingnya oreitasi normatif dan ideal-ideal yang di anut bersama diterima dan di akui.

3.      Oriantasi Subyektif dalam Hubungan Sosial Variabel-variabel Berpola

Teori parsons pada umumnya bersifat (gineral theory) mengenai tindakan sosial menekankan orientasi subjektif yang mengendalikan pilihan-pilihan indidu. Pilihan-pilihan ini secara normatif atau dikendalikan oleh nilai dan standar normatif bersama. Di antara sistem-sistem klasifikasi ini ,variabel-variabel berpola mungkin yang paling banyak di kenal  dan sering dikutip.tetapi variabel-variabel ini harusb di lihat dalam konteks kerangka persons yang lebih umum sifatnya.dalam kerangka-kerangka yang umum itu, oreintasi orang yang bertindak itu ada dua elemen dasar : oreintasi motivasional dan oreintasi nilai. Oreintasi motivasional menunjuk pada keinginan individu yanng bertindak itu untuk memperbesar kepuasan dan menguranngi kekecewaan. Satu segi dari permasalahan ini adalah ikhtiaruntuk menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan lansung yang memberikan kepuasan dengan tujuan-tujuan jangka panjang.oreitasi nilai menunjukan pada standar-standar normatif yang mengendalikan pilihan-pilihan individu(alat dan tujuan ) dan prioritas sehubunngabn denganb adanya kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan yang berbeda.

Tiga dimensi yang berbeda dalam oreintasi individu.
1.      Oreintasi motivasional                        2. Oreintasi nilai
a.       Dimensi kognitif                               a. Dimensi kognitif            
b.      Dimensi katektik                               b. Dimensi apresiatif
c.       Dimensi evaluatif                              c. Dimensi moral

Dimensi kognetif berhubungan dengan sistem kepercayaan budaya ,dimensi apresiatif dengan sistem budaya yanng berhubungan dengan simbolisme ekpresif,dan dimensi moral berhubungan dengan sistem budaya dalam oreintasin nilai.

Urutan yang terdapat dalam buku Toward A General Theory of Action:
1.      Afektivitas versus netralitas efektif.
2.      Orientasi-diri (self-orientasi) versus orientasi kolektiitas.
3.      Universalisme versus partikularisme.
4.      Askripsi versus prestasi (achieverment).
5.      Spesifitas versus kekaburan (diffuseness).

a.       Afektivitas versus Netralitas Afektif
Ini merupaka dilema apakah mencari atau mengharapkan kepuasan emosional dari orang lain atau tidak, dalam suatu situasi  sosial. Pilihan yang jatuh ke afektifitas akan berarti bahwa orang-orang yang terlibat itu akan berhubungan satu sama lain secara emosional (senang satu sama lain) dan saling memberikan kepuaan secara langsung.

b.      Orientasi-diri verus orientasi kolektif
Orientasi –diri akan berarti bahwa kepentingan prtbadi orang itu sendirilah yang mendaat prioritas, sedangkan orientasi kolektif akan berarti bahwa kepentingan orang lain atau kolektivitas secara keseluruhan yang harus diprioritaskan.

c.       Universalisme versus partikularisme
Pola universalistik mencakup standar-standar yang di dasarkan pada suatu hubungan tertentu (particular) diantara mereka yang berinteraksi atau didasarkan pada sifat-sifat tertentu yang terdapat pada kedua pihak.

d.      Askripsi versus prestasi
Orang lain dapat dilihat dan di nilai menurut siapa mereka dan apa yang mereka buat .dalam askripsi, orang lain diperlakukan menurut mutu atau sifatnya yang khusus, yang membatasi keterlibatannya dalaqm suatu hubungan sosial.

e.       Spesifitas versus kekaburan
Pada dasarnya, variabel ini berhubungan dfengan ruang lingkup keterlibatan seseorang dengan orang lainnya. Toennies menghubungkan antara  variabel-vriabel pola pembeda dengan tipe hubungan sosial  gemeinschaft dan gesellschaft, atau dilihat sebagai dimensi yang mendasar dalam tipologi Toennies
Variabel-variabel  itu  dihubungkan dengan dikotomi  Toennies, susunannya  dapatdilihat sebagai  berikut;
Gemeinschf                             Gesellschaf
Afektivitas                              Netralitas afektif
Orientas kolektif                     Orientasi-diri
Partikularisme                         Universalisme
Askripsi                                   prestasi
Kekaburan                               Spesifitas   

Variabel-variabel yang berpopola untuk mengidentifikasi orientas motivasional   individu menghasilkan tipologi pengelompokan kebutuhan  (need disposition) berikut ini : pemuasan segmental  adalah kebutuhan akan pemuasan tertentu, tanpa mncampurkannya dengan perasaan cinta pada orang lain yang malayani pemuasan itu. Dengan kata lain, kita perlu mencin tai mereka yang kita hormati.

4.      Strategi  Analisa Struktural-fungsional
Variabel-variabel  berpola untuk analisa persyaratan-persyaratan  fungsional yang dig menggambarkan hubungan osial yang bersifat  umum dengan  berbagai kebutuhan. Strategi dasar pendekatan ini adalah ;
A.    Mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan fungsional  yang pokok dalam sistem yang sedang dipelajari  itu
B.     Menganalisa struktur-struktur tertentu dengan persyaratan-persyaratan fungsional ini terpenuhi.
Tujuan Parson dengan analisa  fungsionalnya adalah untuk meneliti proses atau mekanisme menghasilkan kesesuaian ini.  Internalisasi adalahprooses oriantasi nilai budaya dan harapan yang disatukan dengan sistem kepribadian.

5.      Perkembangan Kerangka  A-G-I-L
Pada dasarnya, bagan A-G-I-L  itu menunjukkan  pada seperangkat empatpersyaratan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem sosial. Keempatnya adalah sebagai berikut:
A-adaptation, menunjukkan keharustem sosial untuk menghadapi lingkungannya.
G-Goal Attaiment,  merupakan persyaratan fungsional yang muncul dari pandangan Parson bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya.
I-integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interalasi antara para  anggota dalam sistem sosial itu.
L-aLatent Patterm Maitenanca, Konsep latensi (latency) menunjukkan pada berhentinya interaksi.
Gerakan-gerakan Tahap dalam A-G-I-L
Keempat persyaratan funsional dan fundamental yang digambarkan dalam skema  A-G-I-L-nya  parsons, merupakan kerangka untuk menganalisi gerakan-gerakan tahap yang dapat diramalkan.keempat persyaratan ini berlaku untuk kelompok kecil dalam studi bales,dan untuk sistem tindakan sosial apa saja.

Hirarki kontrol sosial
Berbagai sistem tindakan yang barui di tunjuk itu dilihat sebagai berada dalam dalam suatu hubungan hirarki. Sistem-sistem itub juga bersifat tumpang tindih. Sistem budaya merupakan orientasi nilai dasar dan pola normatif yang dilembagakan dalam sistem sosial dan di interinalisasikan dalam struktur keprabadian para anggotanya.

6.      Kearangka A-G-I-L di terpkan pada masyarakat
Model  A-G-I-L parsons dapat digunakan untuk menganalisa interelasi antara pola-pola intitusional utama dalam sistem-sistem sosial yang lebih besar, seperti masyarakat.Secara teoristis proses mengindenifikasi  berbagai tingkatan sistem dan subsistem dapat dilaksananakan dari masyarakat keseluruhan dan semua struktur intituisional yanngb utama sampai ketingkatan kelompok kecil mikro dan hubungan antar pribadi.
Pertukaran subsistem
Ide mengenai pertukaran-pertukaran subsistem ini dapat diterapkan  pada tinjgkatan-tingkatan yang berbeda.pada masyarakat keseluruhan, pertukaran ini dapat di lihat misalnya antara institusi dalam masyarakat,

Media Pertukaran antara subsisistem
Menurut persons , media pertukaran yang ttermasuk dalam subsistem pencapaian tujuan adalah kekuasaan .dalam banyak hal kekuasan sebanding dengan uang. Kekuasaan dapat di pindahkan dari satu satuan ke satuan yang lainnya ; dapat dipergunakan untuk berbagai kolektif.

7.      Disferensi struktural dan perubahan sosial
         Usaha parsons sehubungan dengan perubahan sosial membawa poerkembangan suatu teori evolusi modern yang menggabungkan pokok-pokok tertentu yang sudah dikembangkan terlebih dahulu.beberapa perkembangan tertentu yang saling berhubungan yang di tunjuk persons:
1.      Muncul sistem strafikasi sosial sebagai suatub dimensi struktur sosial adalah terpisah, dan berbeda dari organisasi kekerabatan.
2.      Legitimasi budaya terhadap strukturc politik yang muncul.
3.      Organisasi birokratis
4.      Sistem uang dan jaringan pasar imopersonal
5.      Kerangka norma universalistik
6.      Pola-pola asosiasi demokratis

II.                MERTON DAN FUNGSIONALISME TARAF-MENENGAH
Mungkin hanya sedikit ahli Sosiologi Amerika akan membantah ucapan Parsons bahwa berada dalam satu aliran sendiri. Dari teorinya mengenai tindakan yang bersifat voluntaristik di tahun 1930-an sampai dengan teori evolusinya ditahun 1960-an.
1.                  Strategi Dasar dari Analisa Fungsional Taraf-Menengah
Bagi Merton pendekatan fungsional bukanlah suatu teori komprehensif dan terpadu melainkan suatu strategi untuk analisa. Strategi ini merupakan suatu titik tolak dan memberikan suatu bimbingan, tetapi teori-teori taraf-menengah yang dikembangkan dari titik tolak ini harus mampu berada dalam kesatuannya sendiri yang didukung oleh data empiris yang sesuai. Mungkin pada akhirnya berbagai teori taraf-menengah ini dapat disatukan ke dalam suatu kerangka teoretis yang lebih luas.
2.                  Disfungsi Laten, Masalah Sosial dan Perubahan Sosial
Konsep disfungsi sangatlah berguna dalam mengembangkan suatu pendekatan fungsional dalam masalah sosial dan perubahan sosial. Konsekuensi disfungsional mengurangi kemampuan mengadaptasi dari sistem itu dan mungkin akhirnya menghasilkan ketegangan terbuka dan kekacauan. Satu hasil dari akumulasi konsekuensi-konsekuensi disfungsi adalah bahwa struktur-struktur kompensatif dapat dibentuk untuk menetralisasi atau menghilangkannya.
3.                  Contoh-contoh Teori Fungsional Taraf-Menengah
Secara keseluruhan karya Merton tidak memberikan suatu analisa yang abstrak mengenai fungsi atau disfungsi, baik yang bersifat laten maupun yang manifes.Tetapi teori-teori ini memliki satuannya sendiri, tanpa memperluas penggunaan terminologi analisa fungsional dan tanpa menghubungkannya dengan yang lainnya secara jelas.
a.                  Struktur Sosial dan Anomi
b.                  Kepribadian Birokratis
c.                   Teori Kelompok Referens