panggung krapyak sebelum direnovasi |
panggung krapyak setelah direnovasib setelah gempa yang terjadi di Yogyakara |
Salah satu bangunan yang masuk dalam garis imajiner kota Yogyakarta,
Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak dan Laut
Selatan. Terletak di bagian selatan Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak
adalah sebuah bangunan bersejarah berbentuk ruangan menyerupai kubus.
Bagian dinding kini tampak berwarna hitam, menunjukkan usianya yang
hampir menyamai usia Kota Yogyakarta, seperempat milenium. Bangunan
tampak masih kokoh, walau beberapa bagian mengalami kerusakan akibat
gempa 27 Mei 2006 lalu. Konon Krapyak adalah sebuah hutan yang menjadi habitat banyak satwa
salah
Panggung Krapyak dibangun sekitar tahun 1760 oleh Sri Sultan HB I yang
memiliki kegemaran yang sama dengan Prabu Hanyokrowati yaitu berburu.
Panggung sebagai pos berburu sekaligus sebagai daerah pertahanan dari
binatang buas.Panggung Krapyak yang menyerupai kotak ini memiliki ukuran
luas 17,6 m x 15 m dan tinggi 10 m. Dindingnya terbuat dari batu bata
merah yang dilapisi semen. Pada setiap sisinya terdapat sebuah pintu dan
dua buah jendela yang berada di kanan kirinya. Bangunan ini terdiri
dari dua lantai. Lantai bawah terbagi ke dalam empat ruangan yang
dihubungkan oleh lorong. Lantai atas atau atapnya adalah sebuah tempat
terbuka yang dibatasi oleh pagar di keempat sisinya yang digunakan
sebagai tempat berburu binatang. Beberapa orang menduga jika bangunan
ini juga digunakan oleh prajurit Mataram sebagai pos pertahanan. Konon
dari tempat ini gerakan musuh dari arah selatan bisa dipantau sehingga
bisa memberikan peringatan kepada Keraton jika ada bahaya.
satunya rusa atau menjangan. Keluarga kerajaan Mataram Islam
sangat gemar berburu di tempat ini salah satunya Prabu Hanyokrowati
putra Panembahan Senopati. Kegemarannya berburu menyebabkan beliau
meninggal di hutan Krapyak pada tahun 1610. Beliau diberi gelar
Panembahan Seda Krapyak dan disemayamkan di Kotagede.tangga untuk naik keatas |
Tugu Jogja ini merupakan titik "poros imajiner" kota Jogja. Tepat di bila ditarik garis sebelah utaranya adalah Gunung Merapi dan di sebelah selatannya adalah Panggung Krapyak. Dari sinilah acuan pembangunan kota Jogja. Keraton dan alun-alunnya mengikuti acuan poros imajiner ini, sehingga antara Gunung Merapi, Tugu, Keraton, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan bila ditarik garis merupakan satu rangkaian utara-selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar