Tradisi Kungkum Malam Satu Sura (Tahun Baru Islam)
di Tugu Soeharto, Semarang
Tugu Suharto
terletak di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan
Gajah Mungkur, di tempat yang
ditandai dengan monumen setinggi sekitar 8 meter ini . Di sini, pada pergantian
tahun baru Jawa, 1 Sura,orang-orang melakukan ritual kungkum atau ngalap
berkah, mereka percaya, dengan ritual kungkum di malam 1 Sura ini senantiasa
mendapatkan berkah dan keselamatan ke depannya serta akan dikabulkan
keinginannya. Kepercayaan ini dinilai sebagai nilai spiritual yang terdapat di
Tugu Suharto, meski sekarang banyak pula yang iku ikutan melakukan prosesi
ritual kungkum tanpa mengerti manfaat yang sesungguhnya. Mereka yang datang
kemari tak hanya warga Semarang saja, tetapi juga warga luar kota misalnya saja
saat observasi ada rombongan yang dari kota kudus yang sengaja datang ke tempat
ini untuk melakukan ritual kungkum.dalam satu rombongan biasanya ada yang
memimpin seperti doa atau mantra. Saya mewawancarai seorang warga yang sudah
melakukan ritual kungkum tersebut , kebanyakan dari mereka tidak mau
menyebutkan tujuan mereka melakukan ritual tersebut bahkan jawabannya hanya “yaa..
untuk bersih-bersih saja” .
Nama Tugu Suharto konon bermula saat Presiden RI
ke-dua Soeharto yang kala itu berpangkat mayor bertugas di Semarang dalam
perang melawan Belanda. Saat itu beliau lari ke arah selatan kota yang saat itu
masih berupa hutan, beliau melompat ke sungai yang merupakan pertemuan dua arus
sungai yaitu arus Kali Alang dan Kali Pancur. Arus kali alang ditemukan oeh
masyarakat biasa sedangkan arus pancur ditemukan oleh sunan kalijaga kemudian
nama 2 arus tersebut digabungkan menjadi Sungai Gribug. Tugu Soeharto ada
karena perang tentara antara pasukan Soeharto dengan pasukan Belanda. Tentara pasukan
soeharto melakukan kungkum/ mandi di sungai semenjak itu masyrakat mulai
mengikuti apa yang dilakukan tentara pasukan soeharto untuk kungkum yang
dilakukan setiap malam 1 suro. kemudian menancapkan tongkat dan berendam di
sana. Di titik inilah kemudian dibangun monumen yang bernama TUGU Suharto
dibangun pada 1 suro tahun 1949. monumen setinggi sekitar 8 meter ini dulu
tidak setinggi ini , dulu tanggulnya pendek setelah dilakukan perbaikan juga
pada jembatan yang dulunya hanya jembatan gantung sekarang sudah diperbaiki
dengan perbaikan tersebut aliran 2 sungai pancur dan alang ini sudah tidak ada
.
Acara inti pada ritual kungkum masyarakat
asli desa Bendan duwur menggunakan blangkon pada jam 12 malam setelah bunyi sirine sebagai simbol
bahwa ritual akan dimulai , syarat yang menggunakan blangkon yaitu bapak-bapak
dan para janda sedangkan yang masih perawan tidak diperbolehkan. Menurut sumber
wawancara yang saya dapat dapat yaitu Bapak Mulyadi (67 tahun) yang merupakan
masyarakat asli Bendan Duwur ini bahwa dalam ritual kungkum tidak ada sesajen ,
tetapi hanya membawa makanan lalu setelahnya dimakan bersama-sama.kungkum
dilakukan 2-3 jam , jaman dulu ketika belum banyak melakukan ritual ini kungkum
dilakukan satu hari penuh.dapat ditarik kesimpulan bahwa masyrakat yang sudah
menujukan ke arah modernisasi masih banyak yang percaya tentang ritual , mistis
, bahkan mitos . mereka masih percaya kepada leluhur yang memberikan berkah
keselamatan. masyarakat yang
ikut percaya pada aliran kejawen Soeharto ikut melanjutkan tradisi berendam
atau kungkum tersebut.
wawancara dengan Bapak Mulyadi (67 tahun) yang merupakan
masyarakat asli Bendan Duwur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar