Sabtu, 09 November 2013

Tradisi Kungkum Malam Satu Sura Tugu Soeharto



Tradisi Kungkum Malam Satu Sura (Tahun Baru Islam)
di Tugu Soeharto, Semarang



Tugu Suharto terletak di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajah Mungkur, di tempat yang ditandai dengan monumen setinggi sekitar 8 meter ini . Di sini, pada pergantian tahun baru Jawa, 1 Sura,orang-orang melakukan ritual kungkum atau ngalap berkah, mereka percaya, dengan ritual kungkum di malam 1 Sura ini senantiasa mendapatkan berkah dan keselamatan ke depannya serta akan dikabulkan keinginannya. Kepercayaan ini dinilai sebagai nilai spiritual yang terdapat di Tugu Suharto, meski sekarang banyak pula yang iku ikutan melakukan prosesi ritual kungkum tanpa mengerti manfaat yang sesungguhnya. Mereka yang datang kemari tak hanya warga Semarang saja, tetapi juga warga luar kota misalnya saja saat observasi ada rombongan yang dari kota kudus yang sengaja datang ke tempat ini untuk melakukan ritual kungkum.dalam satu rombongan biasanya ada yang memimpin seperti doa atau mantra. Saya mewawancarai seorang warga yang sudah melakukan ritual kungkum tersebut , kebanyakan dari mereka tidak mau menyebutkan tujuan mereka melakukan ritual tersebut bahkan jawabannya hanya “yaa.. untuk bersih-bersih saja” .
Nama Tugu Suharto konon bermula saat Presiden RI ke-dua Soeharto yang kala itu berpangkat mayor bertugas di Semarang dalam perang melawan Belanda. Saat itu beliau lari ke arah selatan kota yang saat itu masih berupa hutan, beliau melompat ke sungai yang merupakan pertemuan dua arus sungai yaitu arus Kali Alang dan Kali Pancur. Arus kali alang ditemukan oeh masyarakat biasa sedangkan arus pancur ditemukan oleh sunan kalijaga kemudian nama 2 arus tersebut digabungkan menjadi Sungai Gribug. Tugu Soeharto ada karena perang tentara antara pasukan Soeharto dengan pasukan Belanda. Tentara pasukan soeharto melakukan kungkum/ mandi di sungai semenjak itu masyrakat mulai mengikuti apa yang dilakukan tentara pasukan soeharto untuk kungkum yang dilakukan setiap malam 1 suro. kemudian menancapkan tongkat dan berendam di sana. Di titik inilah kemudian dibangun monumen yang bernama TUGU Suharto dibangun pada 1 suro tahun 1949. monumen setinggi sekitar 8 meter ini dulu tidak setinggi ini , dulu tanggulnya pendek setelah dilakukan perbaikan juga pada jembatan yang dulunya hanya jembatan gantung sekarang sudah diperbaiki dengan perbaikan tersebut aliran 2 sungai pancur dan alang ini sudah tidak ada .
            Acara inti pada ritual kungkum masyarakat asli desa Bendan duwur menggunakan blangkon pada jam 12  malam setelah bunyi sirine sebagai simbol bahwa ritual akan dimulai , syarat yang menggunakan blangkon yaitu bapak-bapak dan para janda sedangkan yang masih perawan tidak diperbolehkan. Menurut sumber wawancara yang saya dapat dapat yaitu Bapak Mulyadi (67 tahun) yang merupakan masyarakat asli Bendan Duwur ini bahwa dalam ritual kungkum tidak ada sesajen , tetapi hanya membawa makanan lalu setelahnya dimakan bersama-sama.kungkum dilakukan 2-3 jam , jaman dulu ketika belum banyak melakukan ritual ini kungkum dilakukan satu hari penuh.dapat ditarik kesimpulan bahwa masyrakat yang sudah menujukan ke arah modernisasi masih banyak yang percaya tentang ritual , mistis , bahkan mitos . mereka masih percaya kepada leluhur yang memberikan berkah keselamatan. masyarakat yang ikut percaya pada aliran kejawen Soeharto ikut melanjutkan tradisi berendam atau kungkum tersebut.


wawancara dengan Bapak Mulyadi (67 tahun) yang merupakan masyarakat asli Bendan Duwur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar