Rabu, 19 Februari 2014

HIBURAN DI LIBURAN


cerita edisi liburan semester 3 nih jadi ip geu sama lagi kayak temen satu kamar gue ya alkhamdulillah sih tetep naik . ah liburan biasa gak ada istimewa"nya dimata gue sih hanya bedanya gak berangkat kuliah aja dari senin sampai jum'at hehe ya lumayan sih bisa buat otak rilex hehe
biasa gak dikos gak disemarang ketemunya anak" ini kemaren sore dimulai dari karokean bareng di invis


kegiatan yang biasa kalo pas liburan ya gini karokean nyanyi" gak jelas dari mulai lagu inggris , indonesia , dangdutan koplo goyang-goyang gak jelas . selanjtnya mampir 
alun-alun kota tegal adalah salah satu tempat rekreasi yang bisa dinikmati oleh masyarakat tegal pada siang sore ataupun malam hari , jika sore hari sekitar pukul 3 sore para penjual makanan dan penjual jasa di alun-alun mulai menggelar lapaknya disini. aneka makanan yang bisa dinikmati disini adalah Tahu Gejrot (makanan khas cirebon), sekoteng , Kupat Blengong , Kupat Bongkok (biasanya ada dipagi hari) , Ponggol (makanan khas tegal), Tahu Aci dan berbagai cemilan lain yang ada . penjual jasa biasa berupa pemancingan mini, kereta mini, mobil mini, kora-kora mini, odong-odong , sekarang yang terbaru adalah sepatu roda yang bisa dinikmati oleh masyarakat .

Tahu Gejrot


Sabtu, 25 Januari 2014

twittnya Dwitasari yang keren abis

Awalnya, kukira kaubiasa saja. Namun, akhirnya kutahu satu hal. Kau luar biasa, dan aku tergoda.

Kadang, saya ingin punya kemampuan mudah melupakan, terutama tentang kenanganmu.

"Kadang, dalam duka tetap akan terselip bahagia." #CintaTapiBedaREAD: http://bit.ly/R2TULF  :')

Pasal pertama, aku pasti dan selalu merindukanmu. Pasal kedua, jika terlihat tak merindukanmu; kembali ke pasal pertama.

Orang yang kaubenci lebih sering ada di otak daripada orang yang kaucintai. karena sering kepikiran, bisa jadi cinta.
Di Tulungagung dan Gramedia Grage Cirebon #RaksasaDariJogjajuga sudah ada :) silakan diserbu :3
2012: Kejutan. Perjuangan. Kebahagiaan. Kesedihan. Kerelaan. Keikhlasan. Kesabaran. Kebencian. Memaafkan.
“dia tak pernah mengejarku, dia tak pernah menahanku untuk tetap tinggal.” - Read: http://bit.ly/H6cifV  #CintaTapiBeda
Dewasalah. Sehingga saat mengejar kebahagiaanmu sendiri; kautak perlu menjatuhkan kebahagiaan orang lain.
Masa lalu adalah kekuatan terselubung yang mendorongmu untuk berubah, menjadi lebih kuat, dan dewasa. :)
Setiap orang punya masa lalu. Pasti punya. Harus punya. Masa lalu menjadikan dia berbeda di masa kini dan masa depan.
Jangan terlalu membenci, repot nanti kalau perasaan itu berubah menjadi terlalu mencintai.
Karena berjuang adalah ketika kamu melakukan yang tak pernah kaulakukan. Ketika kamu bersabar tanpa pernah mengeluh.
"Kita bukan manusia yang tidak punya masalah." - Chef Subiakto#CintaTapiBeda
Kamu denganku, cinta. Kamu dengannya; luka.
".... aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku." - Filipi 3:13-14
#RaksasaDariJogja di #JOGJA sudah ada di Gramedia Sudirman, Ambarukmo, Malioboro, dan Togamas :* serbuu yuk! :*
“Saya mencintai dia. Sebaik dan seburuk apapun tingkah laku dan keadaannya.” - Read: http://bit.ly/I5OKX3  #CintaTapiBeda
Dan, tangan kasihNya memimpinku. Di tengah gelombang dunia menakutkan; hatiku tetap tenang teguh. O:)

2012: perjuangan, kebahagiaan. air mata, tawa. tangis, bahagia. jujur, khianat. aku. kamu. kita. Tuhan.



Jika dia juga tak pernah hargai perjuanganmu saat menunggu, maka untuk apa kautetap menjadikan dia satu-satunya?
Jika kaumenunggu namun ia tak pernah tahu dan tak pernah sadar sedang kautunggu, maka untuk apa kautetap menunggu?
Jika dia menyadari ada sosokmu yang masih menunggu, dia akan pulang dan datang tepat waktu.
Tapi, menunggulah untuk yang pantas kautunggu. Karena dia pasti datang. Karena dia pasti pulang.
Kadang, menunggu disejajarkan dengan sikap pengecut. Padahal, apa salahnya bersabar untuk kebahagiaan?
11.11 semoga 2013 semakin baik! :*
Gampang banget ngomong "aku sayang kamu" ke orang lain tanpa pernah memerhatikan aku yang sakit hati di sini.
:') rt @auroyaph dwitasaridwita Gua musti nonton filmlo! Gua musti! Wajib! Kudu! Ahahahaha tapi gaada yg bisa diajak nonton. Maklum, single
wah wah wah :') rt @AprillitaDiPer Semalem dibuat nangis sama film 'cinta tapi beda' nya kaka dwitasaridwita
Mungkin, perasaanmu tak lagi kaufungsikan, hingga kautak tahu rasanya menjadi aku; yang menunggumu, tanpa lelah.

Luka begitu sulit dijelaskan, ketika aku mencintaimu; kaumengetahuinya tapi tak pernah peduli.

Kamis, 23 Januari 2014

Seputar Semarang

Semarang merupakan salah satu kota yang terletak di pesisir utara Jawa dan menjadi ibukota Provinsi Jawa Tengah. Sejak abad ke-VIII, Semarang yang kala itu masih bernama Pragota telah menjadi pelabuhan utama Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Yogyakarta. Pelabuhan ini menjadi titik keberangkatan para pelaut Mataram Kuno yang berlayar hingga ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar, jauh sebelum pelaut Eropa berlayar mengarungi samudra dan Christopher Columbus menemukan Benua Amerika. Sebagai bandar Jawa, Semarang tidak hanya menjadi tempat berlabuh kapal-kapal nusantara, namun juga kapal asing yang berasal dari berbagai penjuru dunia dan menjadi pintu gerbang jalur perniagaan internasional. Melalui Pelabuhan Pragota, Mataram Kuno mengekspor beras dan mengimpor kain katun cetak dari India. Interaksi tersebut kemudian berlanjut ke ranah budaya dan kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kompleks Candi Gedong Songo di lereng Gunung Ungaran yang berjarak 13 km dari Rawa Pening.

Pada abad ke-XV, Pragota disinggahi kapal layar besar yang dipimpin oleh Laksmana Cheng Ho, seorang admiral Cina yang terkenal karena pelayaran damai yang dilakukannya dengan tujuan diplomasi ke berbagai kawasan di dunia menggunakan armada kolosal. Guna mengenang dan menghormati Laksmana Cheng Ho, dibangunlah sebuah klenteng yang bernama Klenteng Agung Klenteng Agung Sam Poo Kong. Budaya Tiongkok yang dibawa oleh Cheng Ho dan anak buahnya kemudian bersinggungan dengan budaya lokal dan terciptalah akulturasi (percampuran dua budaya atau lebih dan saling mempengaruhi) di berbagai bidang, khususnya dalam dunia gastronomi (tata boga). Soto Bangkong yang melegenda, Tahu Pong, dan Lumpia (Lumpia Gang Lombok), merupakan perpaduan kuliner Jawa dan Cina. Keturunan Tongkok yang menetap di Semarang kemudian menghuni satu kawasan tersendiri yang dikenal dengan nama Kawasan Pecinan.

kota ini

Kini senyummu terkenang lagi dibenakku yang jauh sudah aku kubur dalam-dalam tentangmu bahkan tentang kita
Dikota ini dulu semua terasa indah setiap ujung ke ujung kota iniSemua malam aku pikir sama saja saat bersamamu di kota iniKota dimana aku dan kamu dilahirkanKota dimana aku dan kamu dipertemukanAh sekarang aku hanya manikmati malamku sendiri , disini ditempat yang aku dan kamu pernah bahagia bersamaLelaki ku dulu disini Taman Rakyat Slawi dimana dulu kita pernah menghabiskan malah bersamaMelihat ramai anak-anak bermain sepatu roda , sepeda cinta dan menikmati segelas teh yang hangat ini dengan romantis kita berdua menikmati poci iniKini aku melihatnya sendiri sesekali aku menggigil kedinganan , dan dalam hati aku mengisi pengharapanku dengan hadirmuTapi pengharapanku segera ditepisAah mana mungkin yang dulu takan terulang kembali kita berbeda dan sangat berbeda sekalipun kota ini menyatukan kita
-huroh-
-huroh-




puisi ini hanyalah fiktif belaka  

Sabtu, 18 Januari 2014

Panggung Krapyak dan Garis Imajiner Yogyakarta

panggung krapyak sebelum direnovasi
panggung krapyak setelah direnovasib setelah gempa yang terjadi di Yogyakara
Salah satu bangunan yang masuk dalam garis imajiner kota Yogyakarta, Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak dan Laut Selatan. Terletak di bagian selatan Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak adalah sebuah bangunan bersejarah berbentuk ruangan menyerupai kubus. Bagian dinding kini tampak berwarna hitam, menunjukkan usianya yang hampir menyamai usia Kota Yogyakarta, seperempat milenium. Bangunan tampak masih kokoh, walau beberapa bagian mengalami kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu. Konon Krapyak adalah sebuah hutan yang menjadi habitat banyak satwa salah

tangga untuk naik keatas
Panggung Krapyak dibangun sekitar tahun 1760 oleh Sri Sultan HB I yang memiliki kegemaran yang sama dengan Prabu Hanyokrowati yaitu berburu. Panggung sebagai pos berburu sekaligus sebagai daerah pertahanan dari binatang buas.Panggung Krapyak yang menyerupai kotak ini memiliki ukuran luas 17,6 m x 15 m dan tinggi 10 m. Dindingnya terbuat dari batu bata merah yang dilapisi semen. Pada setiap sisinya terdapat sebuah pintu dan dua buah jendela yang berada di kanan kirinya. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terbagi ke dalam empat ruangan yang dihubungkan oleh lorong. Lantai atas atau atapnya adalah sebuah tempat terbuka yang dibatasi oleh pagar di keempat sisinya yang digunakan sebagai tempat berburu binatang. Beberapa orang menduga jika bangunan ini juga digunakan oleh prajurit Mataram sebagai pos pertahanan. Konon dari tempat ini gerakan musuh dari arah selatan bisa dipantau sehingga bisa memberikan peringatan kepada Keraton jika ada bahaya.
satunya rusa atau menjangan. Keluarga kerajaan Mataram Islam sangat gemar berburu di tempat ini salah satunya Prabu Hanyokrowati putra Panembahan Senopati. Kegemarannya berburu menyebabkan beliau meninggal di hutan Krapyak pada tahun 1610. Beliau diberi gelar Panembahan Seda Krapyak dan disemayamkan di Kotagede.

 Tugu Jogja ini merupakan titik "poros imajiner" kota Jogja. Tepat di bila ditarik garis sebelah utaranya adalah Gunung Merapi dan di sebelah selatannya adalah Panggung Krapyak. Dari sinilah acuan pembangunan kota Jogja. Keraton dan alun-alunnya mengikuti acuan poros imajiner ini, sehingga antara Gunung Merapi, Tugu, Keraton, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan bila ditarik garis merupakan satu rangkaian utara-selatan.

Keraton YogYES karta

sejarah 
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Tata ruang dan arsitektur umum

Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta"[6]. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta[7] diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).

Tata ruang

Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.

Arsitektur umum

Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu . Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.


anniversary



HAPPY ANNIVERSARY 1 st
lucu yaaa cerita kita dari putus nyambung , putus lagi nyambung lagi dan sekarang kita ngejalanin lagi . terus terang aku mencintaimu dari awal pertama kita bertemu , iya depan gang rumahku ehehe dimulai dari mana aku merasa nyaman dengan kamu..aku ingat betul tanggal jadian kita yang pertama tanggal 1 september 2008 tapi perjanannya penuh liku ..
dan yang paling gak nyangka sekarang kita kuliah satu kota , dan semarang merubah segalanya menjadi lebih indah ..
lawang sewum pahlawan dan banjir kanal ketiga tempat ini pertama aku pergi sama brindil sayang heheh walaupun basah kuyup pulang dari sini ujaan aku bahagia banget bisa menikmati malamnya kota semarang.banyak banget hal dan tempat yang udah kita kunjungi
 
welcome to PULAU PANJANG-JEPARA


BANDUNGAN ... tempat ini cocok banget buat referensi kalian buat pergi sama pasangan kalian hehe kayak aku ni:p