Sabtu
, 14 desember 2013 kami rombongan mahasiswa unnes jurusan sosiologi dan
antropologi dalam kajian mata kulia Bentang Masyarakat Jawa berkunjung ke kota
yang istimewa , kota yogyakarta . perjalanan dari semarang – jogja kira-kira 3
jam-an . pengalaman pergi ke jogja dalam rangka kajian masyarakat jawa adalah
tujuan utama , melihat bagaimana kebudayaan jawa disana yang masih
dipertahankan sampai sekarang tempat yang pertama kami kunjungi adalah keraton
Yogyakarta .
Mangelilingi
keraton yang luasnya kira-kira 1.400 m2 dijelaskan dari bagaimana asal-usul keraton , tata letak
penataan keraton , fungsi gedung , melihat foto-foto benda peninggalan jaman
dahulu sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan . setelah keraton kami ke
Panggung Krapyak. Sekilas info tentang panggung krapyak Salah satu bangunan
yang masuk dalam garis imajiner kota Yogyakarta, Gunung Merapi, Tugu Jogja,
Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak dan Laut Selatan. Terletak di bagian
selatan Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak adalah sebuah bangunan bersejarah
berbentuk ruangan menyerupai kubus. Bagian dinding kini tampak berwarna hitam,
menunjukkan usianya yang hampir menyamai usia Kota Yogyakarta, seperempat
milenium. Bangunan tampak masih kokoh, walau beberapa bagian mengalami
kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu.
Konon Krapyak adalah sebuah hutan
yang menjadi habitat banyak satwa salah satunya rusa atau menjangan. Keluarga
kerajaan Mataram Islam sangat gemar berburu di tempat ini salah satunya Prabu
Hanyokrowati putra Panembahan Senopati. Kegemarannya berburu menyebabkan beliau
meninggal di hutan Krapyak pada tahun 1610. Beliau diberi gelar Panembahan Seda
Krapyak dan disemayamkan di Kotagede.
Panggung Krapyak dibangun sekitar
tahun 1760 oleh Sri Sultan HB I yang memiliki kegemaran yang sama dengan Prabu
Hanyokrowati yaitu berburu. Panggung sebagai pos berburu sekaligus sebagai
daerah pertahanan dari binatang buas.Panggung Krapyak yang menyerupai kotak ini
memiliki ukuran luas 17,6 m x 15 m dan tinggi 10 m. Dindingnya terbuat dari
batu bata merah yang dilapisi semen. Pada setiap sisinya terdapat sebuah pintu
dan dua buah jendela yang berada di kanan kirinya. Bangunan ini terdiri dari
dua lantai. Lantai bawah terbagi ke dalam empat ruangan yang dihubungkan oleh
lorong. Lantai atas atau atapnya adalah sebuah tempat terbuka yang dibatasi
oleh pagar di keempat sisinya yang digunakan sebagai tempat berburu binatang.
Beberapa orang menduga jika bangunan ini juga digunakan oleh prajurit Mataram
sebagai pos pertahanan. Konon dari tempat ini gerakan musuh dari arah selatan
bisa dipantau sehingga bisa memberikan peringatan kepada Keraton jika ada
bahaya.pengalaman saya naik ke puncak atas panggung krapyak adalah panas
disuguhi pemandangan yang luar biasa bagusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar